Koperasi di Indonesia sulit berkembang, karena
ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi koperasi di Indonesia, antara lain
tantangan yang harus dihadapi koperasi, antara lain:
- Keterbatasan informasi pasar dan teknologi
- Kendala dalam akses permodalan
- Kapasitas SDM yang relatif rendah disebabkan faktor budaya yang membatasi ruang geraknya dalam berorganisasi
- Belum dikenalnya keberadaan koperasi dikalangan masyarakat.
Solusi menggerakan denyut nadi koperasi
menghadapi globalisasi adalah melalui pemberdayaan masyarakat sendiri secara
profesional, otonom, dan mandiri dalam arti berkemampuan mengelola usaha
sebagaimana layaknya badan usaha lain, koperasi juga harus mampu mengoptimalkan
potensi ekonominya serta memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan seluruh
perilaku ekonomi. Dengan semakin besarnya peluang masyarakat dan meningkatnya
jumlah kelompok masyarakat yang memiliki usaha produktif, perlu dipertimbangkan
untuk menumbuhkan koperasi-koperasi baru yang otonom, dan mandiri. Untiuk itu
perlu:
- imotivasi melalui pendidikan
- sosialisasi dalam rangka pengembangan sosial kapital kelompok masyarakat
- membangun sistem pemberdayaan ekonomi kaum masyarakat
- memacu pengembangan usaha produktif
- menumbuhkan jiwa kewirakoperasian serta
- mempermudah mekanisme pendirian koperasi.
Berbagai permasalahan juga menghambat
perkembangan koperasi di Indonesia, permasalahan internal koperasi, yaitu:
1. Kebanyakan
pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas
2. Pengurus
koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini
menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi
berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan
3. Bahwa
ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya
4. Oleh
karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas
(mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga
pokok yang relative tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi
5. Administrasi
kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data
untuk pengambilan keputusan tidak lengkap, demikian pula data statistis
kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan
6. Kebanyakan
anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak
berhutang kepada koperasi
7. Dengan
modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila
ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu
menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang
tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
Dan permasalahan Eksternal koperasi,
yaitu:
1. Bertambahnya
persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha
yang sedang ditangani oleh koperasi
2. Karena
dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan
usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu
disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa
mencari sendiri
3. Tanggapan
masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang
lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan
ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi
4. Tingkat
harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak
dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Persoalan-persoalan yang dihadapi koperasi
kiranya menjadi relative lebih akut, kronis, lebih berat oleh karena beberapa
sebab :
1. Kenyataan
bahwa pengurus atau anggota koperasi sudah terbiasa dengan system penjatahan
sehingga mereka dahulu hanya tinggal berproduksi, bahan mentah tersedia,
pemasaran sudah ada salurannya, juga karena sifat pasar “sellers market”
berhubungan dengan pemerintah dalam melaksanakan politik. Sekarang system
ekonomi terbuka dengan cirri khas : “persaingan”. Kiranya diperlukan
penyesuaian diri dan ini memakan waktu cukup lama
2. Para
anggota dan pengurus mungkin kurang pengetahuan/skills dalam manajemen. Harus
ada minat untuk memperkembangkan diri menghayati persoalan-persoalan yang
dihadapi
3. Oleh
karena pemikiran yang sempit timbul usaha “manipulasi” tertentu, misalnya dalam
hal alokasi order/ tugas-tugas karena kecilnya “kesempatan yang ada” maka orang
cenderung untuk memanfaatkan sesuatu untuk dirinya terlebih dahulu
4. Pentingnya
rasa kesetiaan (loyalitas) anggota; tetapi karena anggota berusaha secara
individual (tak percaya lagi kepada koperasi) tidak ada waktu untuk
berkomunikasi, tidak ada pemberian dan penerimaan informasi, tidak ada tujuan
yang harmonis antara anggota dan koperasi dan seterusnya, sehingga persoalan
yang dihadapi koperasi dapat menghambat perkembangan koperasi.
Sumber :
Analisis
:
Jika saya menjadi seorang pemimpin maka saya akan
melakukan beberapa hal untuk memajukan
koperasi, antara lain :
- Merekrut anggota yg berkompeten : Tidak hanya orang yang sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Serta perlu dibuat pelatihan bagi pengurus koperasi yang belum berpengalaman.
- Meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana promosi : Membuat koperasi agar terlihat senyaman dan semenarik mungkin supaya masyarakat tertarik ntuk membeli di koperasi. Dengan cara ini diharapkan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di koperasi.
- Membenahi kondisi internal koperasi : Praktik-praktik operasional yang tidak efisien, serta mengandung kelemahan perlu dibenahi. Penyimpangan-penyimpangan yang rawan dilakukan adalah pemanfaatan kepentingan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan pengelolaan dana, maupun praktik-praktik KKN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar