Meskipun
rupiah melemah, animo waralaba asing untuk ekspansi ke Indonesia tetap tinggi.
Hal itu dikatakan, Danny Anthonius dari A.S. Louken kepada majalah franchise.com,
menanggapi seputar kondisi rupiah saat ini.
“Saat ini Indonesia tengah diterpa krisis ekonomi yang disebabkan oleh jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan rontoknya saham di bursa efek serta meningkatnya inflasi. Namun demikian, krisis yang terjadi saat ini sama sekali tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada 1998. Sebab saat ini ekonomi Indonesia tetap tumbuh dengan cukup baik sehingga tidak berimbas besar pada pertumbuhan dan ekspansi waralaba asing di Indonesia,” kata Danny.
“Saat ini Indonesia tengah diterpa krisis ekonomi yang disebabkan oleh jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan rontoknya saham di bursa efek serta meningkatnya inflasi. Namun demikian, krisis yang terjadi saat ini sama sekali tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada 1998. Sebab saat ini ekonomi Indonesia tetap tumbuh dengan cukup baik sehingga tidak berimbas besar pada pertumbuhan dan ekspansi waralaba asing di Indonesia,” kata Danny.
Menurut
Danny, krisis yang terjadi saat ini tidak membawa imbas berarti bagi niat
sebagian besar waralaba asing karena, para pemilik modal besar tetap akan
melihat Indonesia sebagai peluang. Justru dampak yang muncul adalah dari sisi
investor dalam negeri, di mana mereka cenderung akan menunggu sampai kondisi
lebih kondusif untuk berinvestasi.
“Tidak
ada masalah terhadap kondisi yang ada saat ini di Indonesia. Justru dampak akan
muncul dari sisi investor di dalam negeri, mereka cenderung akan menahan atau
wait and see terlebih dahulu,” jelas Danny.
Saat
ini saja, kata Danny, A.S Louken memiliki 50 data franchisor luar negeri yang
menunggu untuk dibantu mendapat mitra bisnis di Indonesia. Bagi franchisor
asing melemahnya rupiah tidak menjadi alasan kuat untuk menahan niat ekspansi ke
Indonesia. Hal itu terjadi karena Indonesia merupakan pasar sangat
menjanjikan. Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia,
dengan rata-rata penduduknya berusia di bawah 30 tahun.
Sementara,
jika bicara dari sisi franchise yang sudah masuk dan beroperasi di Indonesia,
kata Danny, menyikapi melemahnya rupiah langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah kembali melihat kepada perjanjian franchise yang pernah dibuat dulu.
Artinya, apakah komponen lokal yang digunakan lebih besar dari pada komponen
asing. Jika memang komponen asing lebih banyak memang imbas cukup terasa.
Namun,
sambung Danny, jika itu terjadi, sejatinya seorang mitra atau franchise
mestinya dapat merenegosiasikan masalah tersebut. (Red).
Sumber :
Analisis :
Menurut saya artikel
diatas cukup memprihatinkan bagi pihak dalam negeri ,karena mereka harus
menunda investasi mereka sampai rupiah kembali menjadi stabil seperti
sebelumnya.Selain itu melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada bisnis para waralaba
asing di Indonesia. Harga barang-barang bahan baku impor yang biasa didatangkan
waralaba asing mengalami kenaikan harga.
Namun saya tidak terlalu khawatir karena banyak juga waralaba asing yang
sudah besar menggunakan kandungan lokal. "Saat ini sudah banyak franchise
dan waralaba yang menggunakan konten
lokal yang cukup besar. Misalnya KFC, Pizza Hut, McDonald's mereka 90% sudah
konten lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar